PUJIAN SAHABAT KEPADA NABI SAW

Post a Comment
Sahabat Pun Membawakan
Syair Pujian
pada Nabi SAAW di Masjid
Maha Suci Allah, Yang
Membentangkan Kerajaan Alam
Semesta dengan Cahaya
Kemegahan Nya, maka tegaklah
Angkasa Raya Langit dan Bumi
sebagai Lambang Kesempurnaan
Nya Yang Maha Tunggal dalam
Pengaturan, Maha Tunggal dalam
Keabadian Maha Tunggal dalam
Kesempurnaan, Maka Gemuruhlah
Kerajaan Alam Semesta sepanjang
masa bertasbih Kehadirat Nya,
Menggema Angkasa Raya
Mensucikan Nama Nya Yang Maha
Luhur dari zaman ke zaman,
Dicipta
Nya keturunan Adam untuk
mencapai kehidupan yang Abadi,
maka akan musnahlah kerajaan
Alam semesta menemui kefanaan,
lebur dibawah Kehendak Nya Yang
Maha Menentukan, dan tersisalah
Benua Kemewahan nan Abadi dan
Benua Kehinaan.
Dibangkitkan Nya Pemimpin dari
para Duta Nya dimuka Bumi,
Sayyidina Muhammad saw, sebaik-
baik makhluk dan dipenuhi Nya
dengan akhlak yang sempurna,
satu-
satunya makhluk yang menjadi
pemimpin bagi pembawa Cahaya
Keridhoan Nya yang Abadi, Maha
Suci Allah swt yang menjadikan
kecintaan pada Sang Nabi saw
merupakan kesempurnaan Iman
kepada Nya, sebagaimana sabda
beliau saw : ?Tiada Sempurna
Iman
Kalian, sebelum aku lebih
dicintainya
dari anak-anaknya, ayahnya dan
seluruh manusia? (Shahih Muslim)
.
Betapa besar kecintaan para
sahabat
Radhiyallahu?anhum kepada Nabi
saw, sebagaimana makna cinta,
berarti selalu rindu pada yang
dicintainya, selalu ingin bersama
kekasihnya, selalu tak ingin
berpisah
dengan kekasihnya, mencintai
segala
miliknya, bahkan apa-apa yang
disentuh oleh Rasul saw menjadi
mulia dimata mereka,
sebagaimana
riwayat Sa?ib ra, : "aku diajak
oleh
bibiku kepada Rasul saw, seraya
berkata : Wahai Rasulullah..,
keponakanku sakit.., maka Rasul
saw
mengusap kepalaku dan
mendoakan keberkahan padaku,
lalu
beliau berwudhu, lalu aku
meminum air dari bekas wudhu
beliau saw, lalu aku berdiri
dibelakang beliau dan kulihat
Tanda
Kenabian beliau saw" (Shahih
Muslim hadits no.2345).
Riwayat lain ketika dikatakan
pada
Ubaidah ra bahwa kami memiliki
rambut Rasul saw, maka ia
berkata : ?Kalau aku memiliki
sehelai
rambut beliau saw, maka itu lebih
berharga bagiku dari dunia dan
segala isinya? (Shahih Bukhari
hadits
no.168), Diriwayatkan pula bahwa
Abu Talhah adalah yang pertama
kali mengambil rambut Rasul saw
saat beliau saw bercukur (Shahih
Bukhari hadits no.169)
Tentunya seorang yang dicintai
akan
selalu dipuji, tentunya seorang
pecinta akan selalu memuji
kekasihnya, dan pujian bagi sang
nabi saw boleh dimana saja, tidak
terkecuali di masjid, karena
kecintaan
pada Utusan Allah adalah
kecintaan
kepada Allah, dan beliau saw
sendiri
yang bersabda bahwa cintailah
aku
karena cinta kalian kepada Allah,
dan
dalam hadits beliau bersabda : ?
tiada sempurna iman kalian
sebelum aku lebih dicintainya dari
anak-anaknya, dari ayahnya dan
dari
seluruh manusia? (Shahih Muslim
hadits no.44). bahkan Imam
Muslim
mengatakan bahwa ?Secara
Mutlak
seseorang itu tidak disebut
beriman
kalau ia tak mencintai Nabi saw?
(Shahih Muslim Juz 1 hal 67).
Hassan bin Tsabit ra selalu memuji
Rasul saw didalam masjid
Nabawiy,
maka ketika ia sedang asyik
bernasyid (nasyid, syair, qasidah,
sama saja dalam bahasa arab yaitu
puji-pujian pada Allah dan Rasul
saw), ia sedang melantunkan syair
puji-pujian pada Rasul saw, tiba-
tiba
Umar ra mendelikkan matanya
kepada Hassan, maka berkatalah
Hassan bin tsabit ra : ?Aku sudah
memuji beliau (saw) ditempat ini
(masjid) dan saat itu ada yang
lebih
mulia dari engkau (Rasul saw
melihatnya dan tidak melarang)?,
lalu berkata pula Hassan kepada
Abu hurairah ra yang juga ada
bersama mereka : ?Demi Allah
bukankah Rasul saw telah berdoa
untukku : WAHAI ALLAH
BANTULAH
IA (hassan ketika membaca syair
dihadapan Rasul saw) DENGAN
JIBRIL???. Maka Abu Hurairah
berkata : ?Betul?, maka Umar ra
pun
tak lagi berani mengganggunya.
(Shahih Bukhari hadits no.3040).
riwayat yang sama pada Shahih
Muslim hadits no.2485.
Maka jelaslah sudah bahwa Rasul
saw tidak melarang puji-pujian
atas
Allah dan Rasul Nya di masjid,
bahkan diriwayatkan bahwa Rasul
saw menaruh sebuah Mimbar
khusus untuk Hassan bin Tsabit ra
di
Masjid, untuk ia membaca Syair
memuji Allah dan Rasul saw
(Mustadrak Alaa Shahihain hadits
no.6058, 6059), dan ketika ada
orang
yg tak menyukai Hassan, maka
marahlah Ummulmukminin Aisyah
ra, seraya berkata : ?Jangan
kalian
menghina Hassan, karena ia selalu
memuji Rasulullah saw?
(Mustadrak
Alaa Shahihain hadits no.6063),
berkata Imam Hakim bahwa
ucapan
ini shahih memenuhi syarat Shahih
Bukhari dan Muslim.
Fahamlah kita bahwa Puji-Pujian
pada Rasul saw, yang diantaranya
Qasidah, Maulid dll merupakan hal
yang dimuliakan oleh Rasul saw,
bahkan Sayyidatuna Aisyah ra
marah
ketika ada orang yang menghina
orang yang memuji Rasul saw,
maka
ketika di akhir zaman ini muncul
kelompok yang mengharamkan
puji-
pujian pada Rasul saw dan nasyid/
qasidah di masjid, ini menunjukkan
kesempitan pemahaman mereka
dalam Syariah Islamiyyah,
memang
betul ada hadits Rasul saw yang
melarang membaca syair-syair di
masjid, namun itu adalah syair-
syair
keduniawian yang membuat
ummat
lupa kepada Allah swt, bukanlah
syair pujian atas Allah dan Rasul
saw yang memberi semangat kepada
ummat untuk semakin taat kepada
Allah swt.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter