Mangkuk Kayu

Post a Comment
Seorang lelaki tua tinggal bersama anak lelakinya, menantu dan cucunya yang baru berusia 4 tahun. Tangan lelaki tua itu gemetaran, matanya kabur dan jalannya tertatih-tatih...
Keluarga ini selalu makan bersama di meja, namun tangan orang tua mereka yang gemetaran membuat makan menjadi pekerjaan yang
sulit baginya. Pastei (pie)
menggelinding dari sendoknya
jatuh ke lantai. Bila ia meraih
gelas, susu tumpah membasahi
taplak meja. Anak dan
menantunya menjadi jengkel
karena kotor yang
diakibatkannya...
"kita harus berbuat sesuatu
terhadap ayah﹑" kata si anak,
"Aku sudah tidak sabar lagi
melihat tumpahan susu, berisiknya kunyah dan makanan yang jatuh ke lantai."
Kemudian suami istri itu
menyediakan meja kecil di pojok
rumah. Di meja ini ayah mereka
makan seorang diri. Karena sang
ayah juga memecahkan satu atau
dua piring, maka makanan di meja
kecil ini disajikan dalam
mangkung terbuat dari kayu...
Bila keluarga ini melihat sekilah ke
arah lelaki tua itu, terkadang
tampak matanya berkaca-kaca selagi ia duduk sendiri.
Apabila sang kakek menjatuhkan garpu atau menumpahkan makanan, mereka menegurnya dengan keras.
Sang cucu yang berumur 4 tahun
diam-diam menyaksikan semua
kejadian itu,..
Suatu petang﹑ sebelum makan
malam, sang ayah menyaksikan
anaknya bermain-main dengan
potongan-potongan kayu di lantai.
Dengan manis ia bertanya,
"Lagi bikin apa, Nak?"
Sang anak dengan manja
menjawab
"Oh... Aku sedang membuat
mangkuk kecil untuk makan Papa
dan Mama bila aku sudah besar
nanti"
Anak umur 4 tahun ini tersenyum
manis lalu kembali bekerja...
Kata-kata si anak menampar
kedua orangtuanya sehingga
mereja taj kuasa berkata-kata.
Air mata mulai mengalir di pipi
mereka. Meskipun keduanya tidak berbicara, tapi mereka tahu apa yang harus segera dilakukan...
Malam ini juga, sang suami
memegang dengan lembut tangan
ayahnya lalu membimbingnya ke
meja keluarga.
Sejak hari itu, lelaki tua itu makan lagi bersama keluarganya. Dan suami istri itu tidak pernah lagi memperdulikan garpu yang jatuh, susu yang tumpah dan taplak meja yang kotor...
Dikutip dari buku "hikmah dari
sebrang"

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter