-->

Muhammad Al Khaththath, Sekjen FUI : Jakarta dibawah telapak kaki Ahok

Post a Comment
KH Muhammad Al Khaththath (Sekjen FUI)

Oleh : KH Muhammad Al Khaththath

Pagi itu Senin 1 Juni 2015.  Sekitar tiga ribuan massa Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) dari berbagai ormas dan gerakan Islam seperti FPI, FUI, FBR, FBB, GARIS, Wasiat Ulama, dll  mengiringkan Gubernur Rakyat Jakarta KH. Fachrurrozy Ishaq dan sejumlah pimpinan Ormas  yang melakukan long march dari Bunderan HI menuju Gedung DPRD DKI Jakarta. Mereka sepakat Ahok harus turun!



Sebelum masuk gedung DPRD DKI, para tokoh dan aktivis GMJ berorasi di atas mobil komando. Saya yang menjadi salah satu orator bersyukur telah menyampaikan perkara yang sangat urgen bagi kehidupan umat di Jakarta, bahkan di Indonesia, yakni tentang bahaya gurita kekuasaan kafir atas umat. Saya menyitir firman Allah Swt dalam Alquran Surat An Nisa ayat 141: …dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman!.

Jalan yang paling mudah bagi orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang beriman adalah kekuasaan!  Imam As Syaukani dalam Fathul Qadir Juz 2/232 mengatakan bahwa Allah Swt tidak memberikan jalan kepada orang-orang kafir untuk menghapus Negara orang-orang mukmin dan menghilangkan jejak-jejak mereka. Allah Swt menjamin negeri Islam tidak akan dikuasai orang kafir selama umat Islam berjuang dengan hak, tidak rela dengan kebatilan, dan tidak meninggalkan nahi munkar. Artinya, secara syar’i Allah Swt tidak mengizinkan hal itu. Jika ada faktanya, maka fakta itu bertentangan dengan ketentuan syar’i.  

Ada beberapa contoh fakta yang gamblang. Pertama, kasus Andalusia, yakni  Spanyol dan Portugal. Islam yang masuk bersama pasukan Thariq bin Ziyad ke Andalusia sekitar tahun 700 Masehi lalu berjaya berabad-abad akhirnya dimusnahkan dari bumi Andalusia setelah pertahanan terakhir di Granada digulung oleh tentara Raja Kristen Ferdinand pada tahun 1492.

Kedua, kasus Philipina. Manilla, ibukota Philipina adalah kota Islam yang didirikan oleh Sultan Sulaiman. “Manilla” berasal dari kalimat bahasa Arab “fii amanillah” yang artinya semoga dalam keamanan Allah.  Sekitar tahun 1570 Manilla jatuh ke tangan kaum kafir Spanyol yang merebut dan menjajahnya sehingga kota Islam itu berubah menjadi kota Katolik.  

Ketiga, kasus Singapura.  Singapura yang aslinya bernama Tumasik dulu adalah negeri Islam di bawah Kesultanan Johor dan pada tahun 1963-1965 merupakan bagian dari Malaysia.   Pada tahun 1965 pimpinan Malaysia melepaskan Singapura ke tangan Lee Kuan Yew sehingga Singapura dikuasasi kaum kafir hingga hari ini.

Ketika Rhoma Irama berkunjung ke Singapura sebagai juara pop singer remaja pada tahun 1972 beliau diingatkan oleh Menteri Kebudayaan Singapura, satu-satunya menteri muslim waktu itu, Datuk Ghazali Ismail, agar kasus Singapura jangan terulang di Jakarta.  Semula kaum Cina menguasai ekonomi Singapura, lalu mereka menguasai politik.  Inilah yang menjadi keprihatinan Rhoma tatkala Ahok digandeng Jokowi untuk mengalahkan Foke-Nara dalam pilgub DKI tahun 2012. Rhoma pun di-bully habis!  Kekhawatiran Datuk Ghazali Ismail kini mulai terbukti dengan begitu kuasanya Ahok di Jakarta hari ini setelah Jokowi naik menjadi Presiden Oktober 2014. Jika umat Islam masih juga tidak mau sadar akan apa yang terjadi, maka bukan tidak mungkin kasus Singapura benar-benar terjadi di Jakarta.

Kita masih berharap para anggota DPRD DKI Jakarta masih punya hati nurani dan secara jujur menggunakan Hak Menyatakan Pendapat (HMP) untuk memakzulkan si mulut comberan ini setelah dinyatakan bersalah melanggar UU dan etika oleh Pansus Hak Angket DPRD DKI akhir Maret lalu.  Aksi GMJ 1 Juni itu adalah untuk mendesak anggota DPRD melaksanakan HMP karena disinyalir mereka banyak yang masuk angin.

Jika DPRD gagal menggunakan HMP dan tidak memakzulkan Ahok, maka dengan segala dukungan politik, finansial, dan logistiknya yang super kuat, ditambah rusaknya mental masyarakat yang sudah terkena penyakit NPWP (Nomer Piro Wani Piro) dalam pilkada, serta diamnya para tokoh agama bak mereka sudah tidak pernah lagi membaca ayat-ayat dan hadits tentang kewajiban mengangkat pemimpin muslim dan haramnya mengangkat pemimpin kafir, hampir dipastikan Ahok akan terus berkuasa hingga dua periode mendatang. Jakarta benar-benar akan berada di bawah telapak kaki Ahok.

Bisa kita bayangkan, apartemen pelacur akan dibuat mewah dan besar-besar yang tak kalah dengan hotel berbintang.  Apartemen itu mungkin akan diberi nama apartemen “Sakinah”, “Mawaddah”, dan “Rahmah” atau “Rahmatan lil alamin” sesuai fatwa kyai-kyai pendamping Ahok. Toko-toko miras akan merajalela di seluruh pelosok Jakarta mendampingi minimarket-minimarket seperti Indomaret, Alfamaret, dan Seven Eleven. Toko-toko itu mungkin diberi nama “Sakkranmaret” atau “Khamermaret” karena begitu dekatnya Ahok dengan para kyai yang selalu memuji-mujinya. Dan semuanya sah, legal. Sebab Ahok akan berkata ayat konstitusi lebih tinggi dari ayat suci.

Biar pun Masjid adalah rumah suci, tapi bila melanggar konstitusi pasti akan digusur oleh Ahok sambil berkecak pinggang dan mulut nyolot menantang!. Kabarnya Ahok akan menggusur hampir seratus masjid di Jakarta dengan alasan menggunakan fasum dan fasos termasuk Masjid Tangkuban Perahu yang megah yang dibangun mantan Gubernur Foke di wilayah Guntur belakang pasar Rumput  Jakarta Selatan.

Siap-siap gepeng di bawah telapak kaki Ahok atau ... cegah !!!  Wallahul musta’an!

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter